- Terletak di Pulau Hispaniola, Karibia
- Memiliki sejarah panjang kekerasan, ketidakstabilan politik, dan kediktatoran
- Jumlah penduduk 10 juta
- Sebagian besar warga hidup di bawah US$ 2 (Rp 20.000)/hari
- Misi pasukan penjaga perdamaian dikerahkan ke Haiti
- Pembabatan hutan besar-besaran dengan wilayah hutan tinggal 2%
- Badai 2008 menyebabkan sekitar 800 orang tewas
Kamis, 14 Januari 2010
Skala kerusakan akibat gempa di Haiti perlahan-lahan mulai terlihat, ribuan orang dikhawatirkan tewas termasuk pasukan penjaga perdamaian PBB. Yordania, Brasil dan Cina melaporkan warga mereka ikut tewas dan Prancis mengatakan negara itu khawatir kepala misi PBB warga Tunisia di Haiti tewas. Gempa berkekuatan 7 skala Richter menghantam ibukota Port-au-Prince hari Selasa. Ini adalah gempa terburuk yang menghantam Haiti selama 20 tahun terakhir. Palang Merah Internasional mengatakan tiga juta orang terkena dampak gempa ini. Laporan-laporan sejauh ini menyebutkan berbagai bangunan, termasuk sebuah rumah sakit, ambruk total. Badan Geologi Amerika Serikat mengatakan gempa pertama mengguncang pada pukul 21.53 GMT dan sambungan telepon ke wilayah itu langsung putus. Para pekerja sosial dan wartawan yang berada di tempat yang dilanda gempa memperkirakan jumlah korban jiwa bisa mencapai ratusan atau bahkan ribuan. Rachmani Domersant dari lembaga Food for the Poor mengatakan kepada Kantor Berita Reuters bahwa memasuki malam hari ibukota Port-au-Prince gelap gulita. "Ribuan orang duduk-duduk di jalan tidak tahu mau pergi ke mana. Orang-orang berlarian, menangis dan berteriak," tambahnya. Dia tidak melihat ada kenderaan lembaga bantuan di beberapa tempat yang rusak parah, seperti di kawasan perbukitan Petionville. "Orang-orang berupaya mencari korban di bawah reruntuhan dengan lampu senter. Saya kira jumlah ratusan korban merupakan perkiraan yang amat kecil." Gempa utama yang mengguncang sekitar Pukul 21.53 GMT atau sekitar 05.00 WIB kemudian diikuti oleh dua gempa susulan berkekuatan skala 5,9 dan 5,5 Richter. Kantor berita Reuters di Port-au-Prince melaporkan sudah melihat belasan korban jiwa maupun orang yang luka di balik reruntuhan puing-puing. Sementara itu perwakilan lembaga bantuan Catholic Relief Services, Karel Zelenka, mengatakan "korban pasti mencapai ribuan jiwa." Kantor pusat misi PBB di Haiti juga mengalami rusak berat dan sejumlah staf dilaporkan hilang. Pernyataan yang dikeluarkan PBB di New York mengatakan kantornya di Haiti beserta instalasi PBB lainnya menghadapi kerusakan serius. Duta Besar Haiti untuk AS, Raymond Joseph, mengatakan dia sempat menghubungi seorang rekannya di Port-au-Prince. "Dia harus menghentikan mobilnya sekitar satu jam lalu dan keluar berjalan kaki. Dia mengatakan rumah-rumah di sisi jalan ambruk," katanya kepada jaringan televisi CNN. Rekannya itu, tambah Raymond Joseph, tidak bisa memastikan apakah akan sampai di rumahnya atau tidak karena dia masih harus menyeberang jembatan. Wartawan BBC Nick Davies di negara tetangga Jamaika mengatakan gempa sepertinya mengguncang Haiti sampai lebih dari satu menit. Ditambahkan bahwa sebagai salah satu negara miskin, Haiti kemungkinan besar membutuhkan bantuan internasional untuk menghadapi akibat gempa bumi ini. Sementara Mike Blanpied dari Kantor Survey Geologi AS mengatakan bahwa berdasarkan dari lokasi dan kekuatan gempa maka sekitar tiga juta warga akan terkena dampaknya. "Gempa ini terjadi di bawah tanah dan bukan di lepas pantai, jadi banyak orang yang secara langsung terkena guncangan yang datang dari gempa bumi yang cukup dangkal," katanya kepada BBC. Presiden Amerika Serikat Barack Obama sudah mengeluarkan pernyataan bahwa dia memikirkan dan berdoa untuk warga Haiti serta AS siap untuk membantu mereka.Kantor PBB rusak
PROFIL SINGKAT HAITI
Di bawah tanah
Label: Breaking News